Bukankah ALLAH begitu dekat?
Bahkan lebih dekat dari urat nadimu.
Kita selalu merasa bahwa ALLAH meninggalkan kita saat kita
terbelit oleh masalah yang tiada habisnya. Kita berseru …
“Ini tidak adil Tuhan.”
Ketidakadilan yang mana? Bukankah masalah saudara kita yang
di Aleppo lebih besar ketimbang kita yang masih bisa hidup dengan bebas seperti
ini?
Apakah tidak malu mengatakan Tuhan tidak adil, justru
kitalah yang tak adil terhadapNya. Kewajiban-kewajiban selalu kita lalaikan
tapi terus-terusan menuntut hak-hak kita. Jadi siapa yang sebenarnya tak adil
saudaraku?
Solat sering telat, sedekah masih mikir, padahal ALLAH tiada
henti-hentinya memberikan berbagai kenikmatan. Begitu banyak kenikmatan yang
sejak lahir bahkan sampai saat ini kita rasakan tak pernah ia cabut sekalipun.
Lalu saat Dia menyenggol dengan sedikit cobaan, tidakkah
kita sadari, bahwa Dia memintamu untuk mengadu pada-Nya, meminta pada-Nya,
memohon pada-Nya, dan kembali ke jalan-Nya.
Wahai saudaraku…
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,” (Q.S
Al-Inshirah : 5)
Sahabatku daripada mengeluh karena beban hidup yang
terus-terusan menghimpit, bukankah lebih baik bangkit dan bukankah lebih baik
kita doakan saudara kita yang di Aceh, di BIMA, dan di Aleppo.
Jika mulai bosan dengan kehidupan ini cobalah bayangkan
bagaimana sedihnya anak-anak Suriah yang kelaparan bahkan kehausan.
Jika mulai merasa hidupmu tak ada artinya, cobalah bayangkan
bagaimana susahnya para lelaki suriah untuk medapatkan hak hidup mereka.
Jika mulai merasa tak ada yang peduli, bayangkan bagaimana
perasaan masyarakat Aceh dan BIMA yang tak sedikit dari kita yang tak peduli
pada penderitaan mereka.
Saudaraku mohonlah pada ALLAH.
Saudaraku ALLAH dekat denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar