Buang sampah sembarangan? Mungkin hal ini setiap orang
khususnya di ngeri ini pernah melakukannya lah ya? gak semualah 80 % lah? Ah masak
sih? Kalo gak percaya yuk mari kita lakukan penelitian.
Aku sebenarnya suka greget ya kalo liat orang buang
sampah sembarangan, rasanya pengen aku ambil tu sampah terus aku ulek-ulek di
mukanya. Huhu bukannya sok bersih atau apa, ya aku ngomong gini bukan berarti aku gak pernah buang
sampah sembarangan. Cuma ya aku pengen aja gitu belajar jaga kebersihan.
Ah aku jadi pengen cerita dikit ni soal kepsek pas SMAku
dulu. Waaa malu banget deh aku di kala itu.
Kan aku lagi nemenin temenku ke WC, terus aku liat bapak2
lagi bersihin selokan, dan aku yang terlampau sopan ini lewat dengan santainya.
Aku santai aja liatin bapak itu ya aku fikir, itu bapak2 tukang bersihin
sekolah. *janganditiruyakelakuantidaksopanini* berhubung aku liatin terus, mungkin si bapak risih aku liatin, aku kaget
pas ditanyain nama dan pas itu juga temenku keluar dari wc dan kalian tau apa
yang bapak itu katakan setelahnya, kami disuruh buang sampah-sampah yang di
selokan, bayangkan betapa menjijikannya. Aku dan temenku nurut aja, ya karena kami
bukan anak nakal2 kali huhu dan setelah itu temenku baru bilang kalo itu kepala
sekolah.
Dalam hati aku berfikir “Keren kali bapak kepsek ku ini segitu
pedulinya, wih pembersih kali pasti bapak ini, mau dong punya suami kayak bapak”
*ohok-ohok* btw ini kisah pas aku jadi anak baru di SMA ku yuaaa.
Dan yang paling buat kagum lagi bapak kepsekku ini, beliau selalu
peduli sama sampah-sampah kecil yang bertebaran di sekitar sekolah, mungkin
bapaklah orang kedua yang aku jumpai yang sedetail ini soal sampah, setelah ibuku
tercinta itu yang suka ngomel-ngomel kalo aku letak sampah permen di atas TV.
Sayang emak.Jadi rindu.
Kembali soal bapak kepsekku, sampah kecil seperti apa? Bayangkan
pipit ale-ale masih bisa dideteksi sama pak kepsekku dan pipit ale-ale mungkin
jadi trending topic setiap upacara senin kalo pak kepsekku yang mimpin upacara.
Bukan Cuma senin aja setiap sabtu juga abis senam. Namun semua ini tak sia-sia kawan karena
sekolah kami selalu jadi sekolah terbersih no 1 sekabupaten. Hebatkan tepuk
tangan dulu prok prok prok.
Dari Bapak aku mulai belajar arti bersih. Beranjak kuliah
aku mulai mengerti kenapa mereka mereka, masih suka buang sampah sembarangan.
Tepat sekali kata dosenku, karena mereka merasa tak memiliki. Memiliki
lingkungannya.
Saat seseorang memiliki barang, pasti mereka akan mencintai,
menjaga dan merawat barang yang mereka miliki. Tapi eitss tunggu dulu, setelah
20 tahun aku hidup, aku menemukan orang yang bahkan sama barangnya sendiri tak
peduli, ini nyata, pengalamanku sendiri. Bukannya memojokkan atau mau ghibah ya
nih. Tapi buat pelajaran. Dan aku pengen berbagi bahwa kebersihan itu sangat
penting teman.
Oh ya saat orang diberi amanah untuk menjagakan hp temannya,
dan di kala itu ia memegang 2 hp. Hp miliknya dan hp milik temannya tersebut,
dan saat itu juga hp mereka akan jatuh pasti yang akan diselamatkan dulu adalah
hpnya sendiri, right? Sebagian besar orang akan memilih menyelamatkan hpnya
sendiri. Dan hanya orang2 tertentu yang akan menyelamatkan hp milik oranglain
dulu.
Nah dari analogi ini, dapat kita tarik kesimpulan, saat
seseorang merasa memiliki lingkungan sekitarnya pasti mereka akan menjaganya
dengan sebaik-baiknya. Nah bagi mereka-mereka yang tak merasa memiliki, mereka
dengan santainya akan membuang sampah itu di jalan, di kampus, di sekolah, dan
di manapun mereka berada yang bukan kawasan pribadinya. Aku juga gak abis pikir
sih, emangnya mereka gak risih gitu kalo banyak sampah gitu.
Sebagian orang berpikir “ah ngapain nanti juga
dibersihin sama tukang itu, sama pembantu, sama orang itu”, atau sebagian lagi
berpikir “ah gak ada tong sampah, udah ah di sini aja”.
Hmmmm. Yuklah kita berantas abis semua kebiasaan buruk kita ini, masak
iya buang sampah sembarangan terus? Emang gak bosen apa?