Jumat, 19 Mei 2017

Buang Sampah Sembarangan? Mungkin belum mengerti arti memiliki


Buang sampah sembarangan? Mungkin hal ini setiap orang khususnya di ngeri ini pernah melakukannya lah ya? gak semualah 80 % lah? Ah masak sih? Kalo gak percaya yuk mari kita lakukan penelitian.

Aku sebenarnya suka greget ya kalo liat orang buang sampah sembarangan, rasanya pengen aku ambil tu sampah terus aku ulek-ulek di mukanya. Huhu bukannya sok bersih atau apa, ya aku ngomong  gini bukan berarti aku gak pernah buang sampah sembarangan. Cuma ya aku pengen aja gitu belajar jaga kebersihan.

Ah aku jadi pengen cerita dikit ni soal kepsek pas SMAku dulu. Waaa malu banget deh aku di kala itu.

Kan aku lagi nemenin temenku ke WC, terus aku liat bapak2 lagi bersihin selokan, dan aku yang terlampau sopan ini lewat dengan santainya. Aku santai aja liatin bapak itu ya aku fikir, itu bapak2 tukang bersihin sekolah. *janganditiruyakelakuantidaksopanini* berhubung aku liatin terus,  mungkin si bapak risih aku liatin, aku kaget pas ditanyain nama dan pas itu juga temenku keluar dari wc dan kalian tau apa yang bapak itu katakan setelahnya, kami disuruh buang sampah-sampah yang di selokan, bayangkan betapa menjijikannya. Aku dan temenku nurut aja, ya karena kami bukan anak nakal2 kali huhu dan setelah itu temenku baru bilang kalo itu kepala sekolah. 

Dalam hati aku berfikir “Keren kali bapak kepsek ku ini segitu pedulinya, wih pembersih kali pasti bapak ini, mau dong punya suami kayak bapak” *ohok-ohok* btw ini kisah pas aku jadi anak baru di SMA ku yuaaa.

Dan yang paling buat kagum lagi bapak kepsekku ini, beliau selalu peduli sama sampah-sampah kecil yang bertebaran di sekitar sekolah, mungkin bapaklah orang kedua yang aku jumpai yang sedetail ini soal sampah, setelah ibuku tercinta itu yang suka ngomel-ngomel kalo aku letak sampah permen di atas TV. Sayang emak.Jadi rindu.

Kembali soal bapak kepsekku, sampah kecil seperti apa? Bayangkan pipit ale-ale masih bisa dideteksi sama pak kepsekku dan pipit ale-ale mungkin jadi trending topic setiap upacara senin kalo pak kepsekku yang mimpin upacara. Bukan Cuma senin aja setiap sabtu juga abis senam.  Namun semua ini tak sia-sia kawan karena sekolah kami selalu jadi sekolah terbersih no 1 sekabupaten. Hebatkan tepuk tangan dulu prok prok prok.

Dari Bapak aku mulai belajar arti bersih. Beranjak kuliah aku mulai mengerti kenapa mereka mereka, masih suka buang sampah sembarangan. Tepat sekali kata dosenku, karena mereka merasa tak memiliki. Memiliki lingkungannya.

Saat seseorang memiliki barang, pasti mereka akan mencintai, menjaga dan merawat barang yang mereka miliki. Tapi eitss tunggu dulu, setelah 20 tahun aku hidup, aku menemukan orang yang bahkan sama barangnya sendiri tak peduli, ini nyata, pengalamanku sendiri. Bukannya memojokkan atau mau ghibah ya nih. Tapi buat pelajaran. Dan aku pengen berbagi bahwa kebersihan itu sangat penting teman.

Oh ya saat orang diberi amanah untuk menjagakan hp temannya, dan di kala itu ia memegang 2 hp. Hp miliknya dan hp milik temannya tersebut, dan saat itu juga hp mereka akan jatuh pasti yang akan diselamatkan dulu adalah hpnya sendiri, right? Sebagian besar orang akan memilih menyelamatkan hpnya sendiri. Dan hanya orang2 tertentu yang akan menyelamatkan hp milik oranglain dulu.

Nah dari analogi ini, dapat kita tarik kesimpulan, saat seseorang merasa memiliki lingkungan sekitarnya pasti mereka akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Nah bagi mereka-mereka yang tak merasa memiliki, mereka dengan santainya akan membuang sampah itu di jalan, di kampus, di sekolah, dan di manapun mereka berada yang bukan kawasan pribadinya. Aku juga gak abis pikir sih, emangnya mereka gak risih gitu kalo banyak sampah gitu.

Sebagian orang berpikir “ah ngapain nanti juga dibersihin sama tukang itu, sama pembantu, sama orang itu”, atau sebagian lagi berpikir “ah gak ada tong sampah, udah ah di sini aja”.


Hmmmm. Yuklah kita berantas abis semua kebiasaan buruk kita ini, masak iya buang sampah sembarangan terus? Emang gak bosen apa?